Kamis, 25 Mei 2017

Biografi Diri Psikologi Kepribadian Model Jung

           Haa ana dza! Alhamdulillahi Rabbil-a’alamin.. Thanks yaa Rabb with what have You done. Dengan segalanya diberikan kepadaku dari dulu hingga kini dari hulu hingga hilir, tidak ada yang sia-sia pasti berguna kini hingga nanti wa Allahu a’lam. Aku berasal dari Barat pulau Sumatra Indonesia dan di besarkan di Petamburan Tanah Abang Jakarta Pusat Ibukota tercinta ini, mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman yang harus di tuangkan kepada generasi-generasi selanjutnya. Lahir di perdesaan dan dibesarkan di tengah-tengah kota membuatku dapat membedakan banyak perbedaan yang menarik, banyak kelebihan dan kekurangan yang aku gali darinya dan di antara keduanya.

            Lembaga-lembaga pendidikan yang telah di singgahipun sangat membantu dalam menggapai cita-cita yang akan di banggakan, lembaga-lembaga pendidikan yang telah mendidik dan mengayomi aku hingga mendapatkan ilmu bermafaat bagi Nusa, Bangsa, Negara serta Agama. Duduk di bangku SDN 05 pagi Petamburan medapatkan ilmu-ilmu dasar dengan semangat hidup dalam belajar yang tinggi, SLTP Jami’at-Kheir Tanah Abang memperdalam ilmu pengetahuan serta menambah wawasan dalam bersosial dan berteman.

Lalu di Pondok Modern Darussalam Gontor yang di banggakan, aku mampu membedakan banyak hal yang tidak dapat membedakan di dunia luar pondok pesantren, kemudian mengabdikan diri di Bojonegoro Jawa Timur tanda telah usai masa belajar di PMDG dan mendapatkan apa arti keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiah serta kebebasan dalam berkarya. Melanjutkan dalam peningkatan hobi di bidang bahasa ke Pare Kediri, bekerja di P.T PP (Persero) Tbk. Tanjung Priok Jakarta Utara merupakan pengalaman yang sangat berharga. Dan pada akhirnya mengajukan diri untuk mengabdi pada umat di Pondok Pesantren Darunnajah dan terus kuliah menempuh jati diri yang ku cari, hingga kini tiba di Sekolah Dasar Islam Jakarta.

Semua lembaga-lembaga yang telah ku tempuh sangat penuh dengan gudang pengalaman hidup, sehingga kini dapat ku perhatikan dengan seksama bahwa kehidupan ini sangat bergantung pada Allah dan diri sendiri.
اللهً الصَّمَدُ
“Allah adalah tempat bergantung dalam segala sesuatu”
            Kehidupanku ketika kecil  hingga remaja awal penuh dengan persahabatan dan ketentraman dalam pertemanan, namun ketika menanjak masa remaja akhir aku hanya lebih introvet pada dunia luar. Menganggap hanya diriku yang tau kepentingan dan kebutuhan atas diriku, namun bila hanya menganggap segala hal penting menurut pribadi sendiri tidak akan mampu menggapai segala cita-cita. Karena jika demikian aku hanya tau tujuan hidup tapi tidak tau cara menggapainya, kini proses pembentukan jati diri makin membaik dengan dukungan lingkungan sekitar yang sangat berperan.

            Olah raga adalah salah satu hobi yang tak tertinggalkan bagiku, aku di lahirkan di keluarga aktif dalam psikomotorik kasar sehingga kami senang dalam segala olah raga seperti : berenang, lari, seni bela diri. Yang mana olah raga tersebut in syaa Allah membuat badan sehat dan bermanfaat. Begitu juga dalam hal beragama, alhamdulillah.. Allah banyak memberikan petunjuk bagi kami dalam memperdalami agama, semoga terlahir dari kami ulama-ulama besar yang menyatukan Umat Islam serta mengangkat kalimat “Allah” bercita-cita tinggi setinggi langit dan tidak lupa kaki di bumi.


            Masa lalu hanyalah batu loncatan, dan menjadikannya sebagai kaca perbandingan masa depan. Hari ini adalah hasil orang-orang terdahulu yang telah menanamkan benih perjuangan, besok adalah misteri yang harus di pecahkan dengan Al-qur’an dan Sunnah sebagai pedoman. Kita tidak akan pernah indetifikasi diri kita dengan pikiran, karena manusia tidak pernah akan menjadi makhluk pikiran saja. (Carl Gustav Jung).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar