Beberapa fungsi pokok manajemen [1]sebagai
berikut :
- 1. Perencanaan (planning)
- 2. Pengorganisasian (organizing)
- 3. Pengaturan (directing)
- 4. Koordinasi (coordinating)
- 5. Kepemimpinan (leadership)
- 6. Komunikasi (communicating)
- 7. Pengawasan (controlling)
Para ahli manajemen memapartkan fungsi-fungsi manajemen sebagai
berikut :
- 1. Planning
- 2. Organizing
- 3. Actuating
- 4. Controlling
Penjelasan mengenai fungsi manajemen sebagai berikut :
a.
Planning
Planning (perencanaan) adalah proses menetapkan sasaran dan
tindakan yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Pembatasan yang terakhir
merumuskan perencanaan merupakan penetapan jawaban enam pertanyaan berikut.
1)
Apa tindakan yang harus dikerjakan?
2)
Mengapa
tindakan itu harus dikerjakan?
3)
Dimana
tindakan itu harus dikerjakan?\
4)
Kapan
tindakan itu harus dikerjakan?
5)
Siapan
yang akan mengerjakan tindakan itu?
6)
Bagaimana
cara melaksanakan tindakan itu?
b.
Organizing
Organizing (organisasi) adalah kerja sama antara dua orang atau
lebih dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah
saasaran. Mengorganisasiakan adalah suatu proses menghubungkan orang-orang yang
terlibat dalam organisasi tertentu dan menyatupadukan tugas serta fungsinya
dalam organisasi.
Ada beberapa konsep
dalam perngorganisasian, yang menurut Mondy dan Premeaux (1995) yaitu tanggung
jawab, wewenang, pendelegasian dan pertanggung jawaban.[2]
Organisasi yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1)
Memiliki
tujuan yang jelas
2)
Tiap
anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut
3)
Adanya
kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan dan kesatuan pikiran
4)
Adanya
kesatuan perintah (unity of coment)
5)
Adanya
keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota
6)
Adanya
pembagaian tugas atau perkerjaan yang sesuai dengan kemampuan, ke ahlian, dan
bakat masing-masing sehingga dapat menimbulkan kerja sama yang harmonis dan
koopoeratif
7)
Pola
organisasi hendaknya relatif permanen dan struktur organisasi disusun sederhana
mungkin sesuai dengan kebutuhan, koordinasi, pengawasan, dan pengendalian.
8)
Adanya
jaminan keamanan dalam pekerja (scurity of tenure ; anggota tidak merasa
gelisah karena takut di pecat atau ditindak dengan sewenang-wenang.
9)
Adanya
gaji atau insentif yang setimpal dengan jasa/pekerjaan sehingga dapat
menimbulkan gairah kerja.
10)
Garis-garis
kekuasaaan dan tanggung jawab serta hierarkis (urutan tingkatan) tatan kerjanya
jelas tergambar dalam struktur organisasi.
11)
Mengarahkan
(directing), proses pengarahan terhadap semua administrator sehingga
melaksanakan perkerjaannya dengan proporsional (sebanding/seimbang) dan
profesional.
c.
Actuating
Actuating adalah
kegiatang yang menggerakan dan mengusahakan agar para pekerja melakukan tugas
dan kewajibannya. Dalam actuating terdapat hal-hal berikut ;
1)
Penetapan
start pelaksanaan rencana kerja.
2)
Pemberian
contoh tata cara pelaksanaan kerja dari pimpinan.
3)
Pemberian
motivasi para pekerja untuk segera bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing.
4)
Pengomuikasian
seluruh arah pekerjaan dengan semua unit kerja.
5)
Pembinaan
para pekerja
6)
Peningkatan
mutu dan kualitas kerja
7)
Pengawasan
kinerja dan moralitas pekerja
d.
Controlling
Controlling (pengawasan) adalah meneliti dan mengawasi agar semua
tugas dilakukan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang ada atau sesuai
dengan deskripsi kerja masing-masing personal. Pengendalian terdiri atas :
1)
Penilitian
terhadap hasil kerja sesuai dengan rencana/program kerja.
2)
Pelaporan
hasil kerja dan perdataan pelbagai masalah
3)
Evaluasi
hasil kerja dan problem solving.
Dalam konteks manajemen, palinga tidak ada lima berbentuk kontrol
berdasarkan definisi, tujuan dan ruang lingkupnya yaitu :
1)
Kontrol
produksi
2)
Kontrol
kualitas
3)
Kontrol
inventaris
4)
Kontrol
biaya
Pengawasan di bagi tiga, yaitu :
·
Top
down (pengawasan dari atasan kepada bawahan).
·
Bottom
up (pengawasan dari bawagan kepada atasan).
·
Self
control (atasan atau bawahan mengawasi dirinya sendiri).
E. Tingkatan-tingkatan Manajemen
Manajemen dalam organisasi di bagi menjadi tiga tingkatan berikut :
a.
Manajer
lini garis-pertama (firs line) adalah tingkatan manajemen paling rendah dalam
organisasi yang meminpin dan mengawasi tenaga-tenaga oprasional. Manajer lini
tidak membawahi manajer lain.
b.
Manajer
menengah (middle manager) adalah manajemen menengah dapat meliputi beberapa
tingkatan dalam suatu organisasi.
c.
Manajer
puncak (top manager) terdiri dari kelompok yang relatif kecil, manajer puncak
bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.
F. Manajemen Menurut Islam
Abu Sin[3] merumuskan empat persyaratan yang harus ada dalam manajen islami,
yaitu sebagai berikut :
1)
Landasan
nilai-nilai dan akhlak islami.
2)
Seluruh
aktivitas manajemen merupakan salah satu bentuk penghambaan kepada Allah SWT. Nilai-nilai
ibadah harus dibangun dengan landasan ke Tauhidan
3)
Hubungan
atasan dengan bawahan merupakan hubungan persaudaraan umat Islam, dengan antar
manusia yang sederajat, egalitarian, dan berprinsip pada nilai-nilai
universalitas kemanusiaan, kebangsaan, kemerdekaan, dan keseimbangan antara hak
dan kewajiban.
4)
Manajemen
islam yang dilandasi oleh etika dan nilai-nilai agama, menjadi salah satu alternatif
dalam menyelesaikan problem individu dan sosial di tengah-tengah zaman yang
semakin tidak menentu secara moral.
Ada empat pilar etika manajemen dalam islam[4] :
a.
Ketauhidan
yang berarti memadang segala aset dari trasaksi bisnis yang terjadi di dunia
adalah milik Allah SWT, manusia hanya mendapatkan amanah untuk mengelolanya
b.
Keadialan
artinya segala keputusan hanya transaksi dan interaksi dengan orang lain di
dasarkan pada kesepakantan kerja yang di landasi oleh akad saling setuju dengan
profit and lost sharing
c.
Kehendak
bebas artinya manajemen islam mempersilahkan manusia untuk menumpahkan
aktivitas dalam melakukan transaksi dan interaksi kemanusiaannya sepanjang
memenuhi asas hukum yang baik dan benar.
d.
Pertanggung
jawaban yaitu semua keputusan semua pimpinan harus di pertanggung jawabkan oleh
yang bersangkutan.
Dalam Islam, unsur kejujuran dan kepercayaan sangat penting
diterapkan dalam manajemen. Nabi Muhammad SAW. adalah seorang yang sangat
terpercaya dalam menjalankan manajemen bisnisnya. Manajemen yang dicontohnkan
Nabi Muhammad SAW. menetapkan manusia sebagai postulatnya dan fokusnya, bukan
sebagai faktor produksi yang hanya diperas tenaganya untuk mengejar target
produksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar